
Contoh soal matematika kelas 12 ipa semester 1
Menguasai Matematika Kelas 12 IPA Semester 1: Kumpulan Contoh Soal dan Pembahasannya
Memasuki jenjang kelas 12 merupakan fase krusial bagi siswa IPA. Semester pertama di kelas ini membekali Anda dengan berbagai konsep matematika yang lebih mendalam dan kompleks, yang menjadi fondasi penting untuk perkuliahan di masa depan. Menguasai materi ini bukan hanya tentang lulus ujian, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir logis, analitis, dan pemecahan masalah yang esensial.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai topik matematika yang umum diajarkan di kelas 12 IPA semester 1, disertai dengan contoh soal yang representatif beserta pembahasannya. Tujuannya adalah agar Anda dapat memahami konsep-konsep tersebut dengan baik, terbiasa dengan pola soal yang sering muncul, dan mengembangkan strategi penyelesaian yang efektif.
Topik-Topik Kunci Matematika Kelas 12 IPA Semester 1:

Meskipun kurikulum dapat sedikit bervariasi antar sekolah, beberapa topik inti yang hampir selalu ada di semester pertama kelas 12 IPA antara lain:
- Vektor: Konsep vektor, operasi vektor (penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar), perkalian titik (dot product), perkalian silang (cross product), dan aplikasinya dalam geometri.
- Dimensi Tiga (Geometri Ruang): Jarak antara titik, garis, dan bidang; sudut antara garis dan bidang; sudut antara dua bidang.
- Transformasi Geometri: Translasi, refleksi, rotasi, dilatasi, dan komposisi transformasi.
- Statistika Inferensial (Dasar): Distribusi normal, nilai rata-rata, simpangan baku, dan interpretasi data.
- Peluang: Peluang kejadian majemuk, peluang bersyarat, dan distribusi binomial.
Mari kita selami contoh soal dari setiap topik ini.
>
1. Vektor: Memahami Arah dan Besaran
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai (magnitudo) dan arah. Dalam matematika, vektor sering direpresentasikan sebagai panah atau pasangan angka.
Contoh Soal 1.1:
Diketahui vektor $veca = (2, -1, 3)$ dan $vecb = (-1, 4, 2)$. Tentukan:
a. $veca + vecb$
b. $3veca – 2vecb$
c. $veca cdot vecb$ (Perkalian Titik)
d. Sudut antara vektor $veca$ dan $vecb$.
Pembahasan:
a. Penjumlahan Vektor:
Untuk menjumlahkan dua vektor, kita menjumlahkan komponen-komponen yang bersesuaian:
$veca + vecb = (2 + (-1), -1 + 4, 3 + 2) = (1, 3, 5)$
b. Perkalian Skalar dan Pengurangan Vektor:
Pertama, kalikan setiap vektor dengan skalar yang diberikan, lalu kurangkan hasilnya:
$3veca = 3(2, -1, 3) = (6, -3, 9)$
$2vecb = 2(-1, 4, 2) = (-2, 8, 4)$
$3veca – 2vecb = (6 – (-2), -3 – 8, 9 – 4) = (8, -11, 5)$
c. Perkalian Titik (Dot Product):
Perkalian titik antara dua vektor adalah jumlah dari perkalian komponen-komponen yang bersesuaian:
$veca cdot vecb = (2)(-1) + (-1)(4) + (3)(2) = -2 – 4 + 6 = 0$
d. Sudut antara Vektor:
Rumus untuk mencari sudut $(theta)$ antara dua vektor adalah:
$cos theta = fracveca cdot vecb$
Kita sudah mendapatkan $veca cdot vecb = 0$.
Menghitung panjang (magnitudo) vektor:
$|veca| = sqrt2^2 + (-1)^2 + 3^2 = sqrt4 + 1 + 9 = sqrt14$
$|vecb| = sqrt(-1)^2 + 4^2 + 2^2 = sqrt1 + 16 + 4 = sqrt21$
Maka, $cos theta = frac0sqrt14 sqrt21 = 0$.
Jika $cos theta = 0$, maka $theta = 90^circ$ atau $fracpi2$ radian. Ini berarti vektor $veca$ dan $vecb$ saling tegak lurus.
>
2. Dimensi Tiga (Geometri Ruang): Mengukur Jarak dan Sudut di Ruang
Geometri ruang membantu kita memvisualisasikan dan mengukur objek dalam tiga dimensi, seperti kubus, balok, atau limas.
Contoh Soal 2.1:
Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk $6$ cm. Titik P adalah titik tengah rusuk AB. Tentukan jarak titik P ke garis CG.
Pembahasan:
Untuk menentukan jarak dari titik P ke garis CG, kita dapat menggunakan konsep proyeksi atau mencari segitiga siku-siku yang relevan.
-
Visualisasi Kubus: Bayangkan kubus ABCD.EFGH. Titik C berada di bawah G, dan garis CG adalah rusuk vertikal. Titik P berada di tengah rusuk AB.
-
Sistem Koordinat (Opsional namun Membantu): Kita bisa menempatkan kubus ini dalam sistem koordinat Kartesius. Misalkan A = (0,0,0), B = (6,0,0), C = (6,6,0), D = (0,6,0), E = (0,0,6), F = (6,0,6), G = (6,6,6), H = (0,6,6).
- Titik P adalah titik tengah AB, jadi P = $left(frac0+62, frac0+02, frac0+02right) = (3,0,0)$.
- Garis CG adalah garis vertikal yang melalui titik C(6,6,0) dan G(6,6,6). Setiap titik pada garis CG memiliki koordinat $(6,6,z)$ di mana $0 le z le 6$.
-
Menemukan Jarak:
Jarak dari titik P(3,0,0) ke garis CG. Perhatikan bahwa garis CG sejajar dengan sumbu z dan terletak pada bidang x=6, y=6.
Jarak dari titik P(3,0,0) ke bidang x=6 adalah $|6-3| = 3$.
Jarak dari titik P(3,0,0) ke bidang y=6 adalah $|6-0| = 6$.Cara yang lebih langsung:
Perhatikan bidang BCGF. Titik P berada di bidang ABCD.
Jarak dari P ke garis CG sama dengan jarak dari P ke proyeksinya pada garis CG.
Garis CG sejajar dengan rusuk BF dan AE.
Jarak dari P ke garis CG adalah sama dengan jarak dari P ke garis yang sejajar CG dan berada pada bidang yang sama dengan P dan CG.Pertimbangkan proyeksi titik P pada bidang BCGF. Proyeksi titik P pada bidang BCGF adalah titik P’ yang terletak pada garis BF. Karena P adalah titik tengah AB, dan BF sejajar AB, maka jarak P ke BF adalah setengah dari lebar kubus (jika kita melihatnya dari samping), yaitu 3 cm.
Namun, kita perlu jarak ke CG.Cara paling mudah:
Perhatikan segitiga siku-siku. Kita bisa membuat garis dari P yang tegak lurus terhadap garis CG.
Misalkan kita tarik garis dari P sejajar dengan BC ke titik Q pada garis CG.
Karena P adalah titik tengah AB, maka PQ = BC = 6 cm.
Q adalah titik pada CG yang memiliki jarak 6 cm dari C.
Sekarang, perhatikan segitiga siku-siku PCQ.
PC adalah diagonal sisi alas kubus. $PC = sqrtPB^2 + BC^2 = sqrt3^2 + 6^2 = sqrt9 + 36 = sqrt45$.
CQ = BC = 6 cm.
PQ = 6 cm.Sebentar, ada kesalahan dalam pemikiran. Jarak dari titik ke garis adalah panjang garis tegak lurus dari titik tersebut ke garis.
Mari kita gunakan metode vektor untuk memastikan.
Titik P = (3,0,0).
Garis CG dapat direpresentasikan sebagai titik C + t * vektor $vecCG$.
C = (6,6,0). G = (6,6,6).
$vecCG = G – C = (6-6, 6-6, 6-0) = (0,0,6)$.
Persamaan garis CG: $L(t) = (6,6,0) + t(0,0,6) = (6,6,6t)$.Jarak dari P(3,0,0) ke garis CG adalah jarak minimum dari P ke titik $(6,6,6t)$ pada garis.
Jarak kuadrat $d^2 = (6-3)^2 + (6-0)^2 + (6t-0)^2$
$d^2 = 3^2 + 6^2 + (6t)^2 = 9 + 36 + 36t^2 = 45 + 36t^2$.Untuk mencari jarak minimum, kita turunkan $d^2$ terhadap $t$ dan samakan dengan nol, atau perhatikan bahwa $d^2$ minimum terjadi ketika $t=0$ (titik C) atau ketika vektor $vecPC$ tegak lurus dengan arah garis CG.
Vektor $vecPC = C – P = (6-3, 6-0, 0-0) = (3,6,0)$.
Vektor arah garis CG adalah $vecv = (0,0,6)$.
Jika $vecPC$ tegak lurus dengan $vecv$, maka $vecPC cdot vecv = 0$.
$(3,6,0) cdot (0,0,6) = (3)(0) + (6)(0) + (0)(6) = 0$.
Ya, vektor $vecPC$ tegak lurus dengan arah garis CG. Ini berarti titik C adalah proyeksi terdekat dari P pada garis CG.Jadi, jarak P ke garis CG adalah panjang ruas garis PC.
$PC = sqrt(6-3)^2 + (6-0)^2 + (0-0)^2 = sqrt3^2 + 6^2 + 0^2 = sqrt9 + 36 = sqrt45 = 3sqrt5$ cm.Jawaban: Jarak titik P ke garis CG adalah $3sqrt5$ cm.
>
3. Transformasi Geometri: Mengubah Posisi dan Bentuk
Transformasi geometri adalah perubahan posisi, ukuran, dan bentuk suatu objek pada bidang koordinat.
Contoh Soal 3.1:
Titik A(4, -2) ditransformasikan oleh matriks $T = beginpmatrix 0 & 1 1 & 0 endpmatrix$, kemudian dilanjutkan dengan translasi oleh vektor $t = beginpmatrix 3 -1 endpmatrix$. Tentukan bayangan akhir dari titik A.
Pembahasan:
Transformasi ini terdiri dari dua tahap: matriks (refleksi atau rotasi) dan translasi.
-
Transformasi Matriks:
Bayangan titik A setelah ditransformasikan oleh matriks T, sebut saja A’, dihitung dengan mengalikan matriks T dengan vektor posisi A:
$A’ = T cdot A = beginpmatrix 0 & 1 1 & 0 endpmatrix beginpmatrix 4 -2 endpmatrix$
$A’ = beginpmatrix (0)(4) + (1)(-2) (1)(4) + (0)(-2) endpmatrix = beginpmatrix -2 4 endpmatrix$
Jadi, bayangan pertama adalah A'(-2, 4).Catatan: Matriks $beginpmatrix 0 & 1 1 & 0 endpmatrix$ merepresentasikan refleksi terhadap garis $y=x$.
-
Translasi:
Bayangan akhir dari titik A, sebut saja A”, diperoleh dengan menambahkan vektor translasi t ke koordinat A’:
$A” = A’ + t = beginpmatrix -2 4 endpmatrix + beginpmatrix 3 -1 endpmatrix$
$A” = beginpmatrix -2 + 3 4 + (-1) endpmatrix = beginpmatrix 1 3 endpmatrix$Jadi, bayangan akhir dari titik A adalah A”(1, 3).
>
4. Statistika Inferensial (Dasar): Memahami Data dan Variabilitas
Statistika inferensial berfokus pada penarikan kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel data. Distribusi normal adalah salah satu konsep fundamentalnya.
Contoh Soal 4.1:
Nilai ujian matematika di kelas XII IPA 1 berdistribusi normal dengan rata-rata $mu = 75$ dan simpangan baku $sigma = 10$. Tentukan peluang seorang siswa mendapatkan nilai:
a. Lebih dari 85.
b. Antara 65 dan 85.
c. Kurang dari 65.
Pembahasan:
Untuk menyelesaikan soal ini, kita perlu menggunakan tabel distribusi normal standar (tabel Z) atau kalkulator statistik. Langkah pertama adalah mengubah nilai skor mentah (X) menjadi nilai Z menggunakan rumus:
$Z = fracX – musigma$
a. Peluang nilai lebih dari 85:
$X = 85$
$Z = frac85 – 7510 = frac1010 = 1$
Kita mencari $P(X > 85)$, yang sama dengan $P(Z > 1)$.
Dari tabel Z, nilai $P(Z le 1)$ adalah sekitar 0.8413.
Karena total peluang adalah 1, maka $P(Z > 1) = 1 – P(Z le 1) = 1 – 0.8413 = 0.1587$.
Jadi, peluang seorang siswa mendapatkan nilai lebih dari 85 adalah sekitar 0.1587 atau 15.87%.
b. Peluang nilai antara 65 dan 85:
Kita perlu mencari $P(65 < X < 85)$. Ini sama dengan $P(Z65 < Z < Z85)$.
Untuk $X = 65$:
$Z65 = frac65 – 7510 = frac-1010 = -1$
Untuk $X = 85$:
$Z85 = frac85 – 7510 = frac1010 = 1$
Jadi, kita mencari $P(-1 < Z < 1)$.
$P(-1 < Z < 1) = P(Z < 1) – P(Z < -1)$.
Dari tabel Z:
$P(Z < 1) approx 0.8413$
$P(Z < -1) approx 0.1587$ (Karena distribusi normal simetris, $P(Z < -1) = P(Z > 1)$)
$P(-1 < Z < 1) = 0.8413 – 0.1587 = 0.6826$.
Jadi, peluang seorang siswa mendapatkan nilai antara 65 dan 85 adalah sekitar 0.6826 atau 68.26%. Ini sesuai dengan aturan empiris (68-95-99.7) untuk satu simpangan baku dari rata-rata.
c. Peluang nilai kurang dari 65:
$X = 65$
$Z_65 = frac65 – 7510 = -1$
Kita mencari $P(X < 65)$, yang sama dengan $P(Z < -1)$.
Dari tabel Z, $P(Z < -1) approx 0.1587$.
Jadi, peluang seorang siswa mendapatkan nilai kurang dari 65 adalah sekitar 0.1587 atau 15.87%.
>
5. Peluang: Menghitung Kemungkinan Kejadian
Peluang adalah ukuran seberapa mungkin suatu kejadian akan terjadi. Di kelas 12, kita belajar tentang peluang kejadian majemuk dan bersyarat.
Contoh Soal 5.1:
Dalam sebuah kotak terdapat 5 bola merah dan 3 bola biru. Dua bola diambil secara acak satu per satu tanpa pengembalian. Tentukan peluang terambilnya bola pertama merah dan bola kedua biru.
Pembahasan:
Ini adalah contoh peluang kejadian bersyarat karena pengambilan bola kedua dipengaruhi oleh hasil pengambilan bola pertama (karena tanpa pengembalian).
Misalkan:
- $M_1$ = kejadian terambil bola merah pada pengambilan pertama.
- $B_2$ = kejadian terambil bola biru pada pengambilan kedua.
Kita ingin mencari $P(M_1 cap B_2)$ atau $P(M_1 text dan B_2)$.
Rumusnya adalah $P(M_1 cap B_2) = P(M_1) times P(B_2 | M_1)$, di mana $P(B_2 | M_1)$ adalah peluang terambil bola biru pada pengambilan kedua, GIVEN bahwa bola merah sudah terambil pada pengambilan pertama.
-
Peluang terambil bola merah pada pengambilan pertama ($P(M_1)$):
Jumlah bola merah = 5
Jumlah total bola = 5 + 3 = 8
$P(M_1) = fractextJumlah bola merahtextJumlah total bola = frac58$ -
Peluang terambil bola biru pada pengambilan kedua GIVEN bola merah sudah terambil pertama ($P(B_2 | M_1)$):
Setelah bola merah pertama diambil dan tidak dikembalikan, jumlah bola dalam kotak berkurang 1.
Jumlah bola merah sekarang = 5 – 1 = 4
Jumlah bola biru tetap = 3
Jumlah total bola sekarang = 8 – 1 = 7
$P(B_2 | M_1) = fractextJumlah bola birutextJumlah total bola sisa = frac37$ -
Peluang terambil bola pertama merah dan bola kedua biru:
$P(M_1 cap B_2) = P(M_1) times P(B_2 | M_1) = frac58 times frac37 = frac1556$
Jawaban: Peluang terambilnya bola pertama merah dan bola kedua biru adalah $frac1556$.
>
Penutup:
Contoh-contoh soal di atas mencakup beberapa topik krusial di matematika kelas 12 IPA semester 1. Kunci untuk menguasai materi ini adalah pemahaman konsep yang mendalam, latihan soal yang konsisten, dan kemampuan untuk memvisualisasikan masalah, terutama dalam topik geometri. Jangan ragu untuk mencari sumber belajar tambahan, bertanya kepada guru, atau berdiskusi dengan teman.
Dengan persiapan yang matang dan strategi belajar yang tepat, Anda pasti bisa menaklukkan tantangan matematika di semester ini dan meraih hasil yang optimal. Selamat belajar!